Yakin, Jalan Menuju Mimpi Itu Dekat
Yakin, Jalan Menuju Mimpi Itu Dekat
Oleh : Ani Azizah Hady
Seberapa sering mengalami hal yang terbersit dalam hati seketika menjadi nyata? Meski tidak selalu terjadi, namun setidaknya satu dua kali kita pernah mengalaminya. Seperti contoh, tiba-tiba sangat ingin makan martabak. Tidak disangka, tak lama setelah itu datang tamu berkunjung membawa bingkisan berupa martabak.
Begitu pula dengan mimpi. Meski mungkin kita merasa akan sulit mencapainya, tetapi jika kita sungguh-sungguh pasti akan selalu ad jalan menuju ke sana, terwujudnya mimpi besar kita.
Sedikit bercerita, waktu SD saya sangat ingin menjadi guru. Beranjak dewasa mimpi itu terlupakan begitu saja. Bahkan menjadi hal yang sangat saya hindari. Mengingat menjadi guru haruslah pribadi yang percaya diri, mampu menjelaskan materi pelajaran di depan para siswa dengan lancar tanpa gagap. Sangat jauh dari karakter saya yang lebih banyak diam juga kurang sabar menghadapi keriuhan celoteh anak sekolah.
Setamat kuliah bimbang menyergap, tempat kerja yang diidamkan tidak kunjung memberi kabar panggilan. Pada akhirnya, ternyata justru peluang kerja paling dekat dan realistis di depan mata hanyalah menjadi guru. Awalnya terpaksa menjalani karena memang itu keinginan besar orangtua saya untuk bisa mengabdi menjadi guru.
Dalam proses tersebut, saya otomatis mengingat bahwa menjadi guru merupakan mimpi saya sedari belia. Hal itu membuat saya sadar, mimpi yang sudah terbentuk tidak bisa begitu saja terlupakan. Bahkan jika memang itulah jalan yang Allah tentukan untuk kita, maka arah hidup pun akan pasti menuju ke sana sekuat apapun kita menghindarinya. Persis seperti yang pernah saya alami tersebut. Bertahun menghindar dari yang pernah saya cita-citakan, tetap saja takdir menuntun saya untuk bergelut di dalamnya.
Pada intinya, mimpi, harapan, cita-cita sejalan dengan ketentuan Allah. Tugas kita hanyalah terus bergerak untuk mewujudkannya. Jika pun belum tercapai, segera bangkit untuk melanjutkan langkah. Jika pada akhirnya tidak bisa tergapai, maka ikhlas adalah satu-satunya pelipur hati.
Berlikunya jalan yang harus ditempuh itu proses alamiah. Semua orang pasti mengalami jatuh bangun dalam usaha mencapai apa yang dicita-citakan. Impian mana yang telah tersemat dalam dada untuk dituju, itulah penyemangat langkah. Harapan untuk mencapai kehidupan yang lebih baik menjadi pelecut asa. Tidak perlu ragu melangkah. Segala kesulitan pasti akan dibarengi dengan kemudahan.
Lalu apa yang bisa kita lakukan jika dalam perjuangan mencapai mimpi, masalah datang bertubi-tubi?
Jawabannya adalah, kembali lebih mendekat lagi kepada Allah. Mohon ampun dan perbaiki langkah. Jadikan Allah sebagai satu-satunya sandaran dalam menentukan arah perjalanan selanjutnya. Berikut ini beberapa ayat Alqur'an yang bisa kita jadikan pegangan dan motivasi saat banyak rintangan menerjang :
Yakin bahwa kita pasti sanggup menghadapinya, hal ini sejalan dengan Q.S. Al-Baqarah, ayat 286 yang artinya : "Allah tidak membebani seseorang itu melainkan sesuai dengan kesanggupannya". Percaya saja bahwa sesulit apapun masalahnya, pasti akan ada jalan untuk mengatasinya karena Allah sudah mempercayakan masalah itu menghampiri kita bukan ke orang lain. Terus saja mencari dan mencoba menerapkan solusi hingga benar-benar ditemukan yang paling pas untuk menuntaskan masalah tersebut.
Kemudahan selalu mengiringi kesulitan yang terjadi, hal ini sesuai dengan Q.S Al-Insyirah, ayat 5-6 yang artinya : "Maka sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan, Sesungguhnya bersama kesulitan itu ada kemudahan" . Tidak ada kesulitan yang abadi. Seiring berjalannya waktu, pasti kita akan menemukan jalan keluar atas kesulitan tersebut. Ketika sudah melewatinya, kita baru akan menyadari betapa kemudahan sudah kita lalui setelahnya. Kesulitan itu sendiri yang menjadi pembanding atas sulit mudahnya jalan yang kita tempuh.
Bergerak untuk mengubah masalah menjadi mudah, hal ini pas dengan Q.S Ar-Rad, ayat 11 yang artinya : "Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum, hingga mereka mengubah diri mereka sendiri". Jika masalah terjadi, jangan terlalu lama larut di dalamnya. Segeralah bangkit dan mencari solusi. Mungkin tidak akan langsung teratasi, namun jika kita hanya berdiam diri, sampai kapan masalah itu akan pergi? Teruslah melangkah dan melangkah. Cari cara terbaik yang paling sesuai dengan hati dan juga pas untuk mengatasi masalah tersebut.
Yakin bahwa selalu ada hikmah dibalik sesuatu yang terjadi, terlebih hal itu adalah sesuatu yang kita benci, ini sesuai dengan Q.S. Al-Baqarah, ayat 216 yang berbunyi: "Dan boleh jadi kamu membenci sesuatu tetapi ia baik bagimu, dan boleh jadi kamu menyukai sesuatu tetapi ia buruk bagimu, dan Allah mengetahui dan kamu tidak mengetahui". Mungkin saat mengalami kesulitan atau terpaksa dihadapkan pada hal yang kita benci, rasanya dunia seakan tidak memihak pada kita. Putus asa seringkali muncul dalam situasi tersebut, namun tanpa disadari pasti ada hikmah tersembunyi dibalik kejadian yang menimpa. Bisa jadi dengan berada dalam lingkup yang sangat kita benci tersebut, kita jadi terhindar dari kemaksiatan atau dosa yang mungkin terjadi saat berada dalam kondisi yang kita sukai. Bersabar dan temukan hikmahnya itulah obat dari hal tersebut.
Kunci segala masalah adalah tawakal, seperti yang dijelaskan dalam Q.S. Ath-Thalaq, ayat 2-3 yang artinya : "Barang siapa bertakwa kepada Allah, maka Dia (Allah) akan menjadikan jalan keluar baginya, dan memberinya rizki dari jalan yang tidak ia sangka. Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah maka cukuplah Allah baginya, Sesungguhnya Allah melaksanakan kehendak-Nya, Dia (Allah) telah menjadikan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu". Sudah sangat gamblang dijelaskan dalam ayat di atas bahwa dengan bertakwa kepada Allah maka jalan keluar segala kesulitan akan ditunjukkan olehNya. Bahkan kemudahan demi kemudahan hidup akan terus mengiringi langkah.
Dari jabaran 5 ayat Alqur'an tersebut. Sungguh tidak pantas kiranya sebagai seorang muslim berputus asa akan problematika yang menghalangi jalan menuju mimpi. Sebagai muslim kita sudah mempunyai bekal ketakwaan yang menjadi kunci dan pedoman untuk terus bersemangat menjalani hidup. Terlebih jika mimpi besar yang ingin kita capai adalah hal yang tidak melanggar aturan islam, tentu Allah akan semakin memudahkan jalan kita untuk menggapainya.
Hal yang perlu kita ingat adalah, bahwa segala yang terjadi dan kita alami sudah termaktub dalam lauh mahfudz jauh sebelum kita lahir ke dunia. Jadi, apapun hasil dari perjuangan dan jerih payah kita dalam mencapai mimpi besar kita, tetaplah harus ikhlas jika memang ketentuan yang Allah gariskan tidak bisa kita capai. Percayalah bahwa itu yang terbaik bagi kehidupan kita. Pastinya juga akan ada hikmah yang terkuak kenapa mimpi yang kita gadang-gadang tidak terwujud. Selanjutnya adalah bagaimana kita menyikapi pencapaian atas diri. Menjalani sepenuh hati atau selalu dirudung kekecewaan, itu pilihan masing-masing. Yang jelas, Allah menghendaki kita untuk terus bergerak, terus memperbaiki keadaan menuju bahagia dunia akhirat.
Masya Allah. Maksih sdh diingatkan ya Mbak. Bahwa mimpi-mimpi itu sangat perlu, jika Allah mengabulkannya maka itu rezeki, jika tdk maka ikhlas lah .. Aku mau bermimpi ah, mimpinya yg byk biar jika satu tdk terwujud mash ada mimpi lainnya.
BalasHapusSebagai muslim memang kita harus bersyukur ya karena mau kejadian baik ataupun buruk, bagi seorang mukmin semua itu baik adanya.
BalasHapusSebagai muslim memang kita wajib mengimani takdir yang sudah tertulis ya, mak. Baik ataupun buruk.
BalasHapus